Job Vacancy, Indonesia Job, Job Indonesia

Tubuh kita memiliki hipotalamus anterior di otak yang  bertugas mengatur agar suhu tubuh stabil (termostat) yaitu berkisar 37  +/- 1 derajat celsius. Suhu di daerah dubur  (temperatur rektal) paling mendekati suhu tubuh sebenarnya (core  body temperature). Suhu di daerah mulut atau ketiak (aksila)  sekitar 0,5 sampai 0,8 derajat lebih rendah dari suhu rektal, dengan  catatan setelah pengukuran selama minimal 1 menit. Tidak dianjurkan  mengukur (“menebak”) suhu tubuh berdasarkan perabaan tangan (tanpa  mempergunakan termometer)    
Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi  mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan  oleh faktor non infeksi seperti kompleks imun, atau inflamasi  (peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan “zat penyebab demam (pirogen  endogen)” yang selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di  hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur  dan terjadilah demam. Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan  kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41 derajat  selsius.
Demam pada Anak
Demam pada bayi dan anak umumnya disebabkan oleh infeksi  virus. Pada demam yang disertai sariawan, ruam cacar, atau ruam lainnya  yang mudah dikenali, virus sebagai penyebab demam dapat segera  disimpulkan tanpa membutuhkan pemeriksaan khusus. Demam ringan juga  dapat ditemukan pada anak dengan batuk pilek (common colds),  dengan rinovirus salah satu penyebab terseringnya. Penyebab lain demam  pada anak adalah enteritis (peradangan saluran cerna) yang disebabkan  terutama oleh rotavirus.  
Penyakit  yang disebabkan virus adalah self-limiting disease (akan  berakhir dan sembuh dengan sendirinya).    
Di antara demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada  anak, salah satu yang paling sering ditemukan adalah infeksi saluran  kemih (ISK). Umumnya tidak disertai dengan gejala lainnya. Risiko paling  besar dimiliki bayi yang berusia di bawah 6 bulan.    
Infeksi bakteri yang lebih serius seperti pneumonia atau  meningitis (infeksi selaput otak) juga dapat menimbulkan gejala demam.  Namun demikian persentasenya tidaklah besar. Dari bayi > 3 bulan dan  anak 1-3 tahun dengan demam > 39C, hanya 2% (1–3.6%) saja yang  bakterinya sudah memasuki peredaran darah (bakteremia).    
Pada golongan usia ini, program imunisasi HiB  berhasil menurunkan risiko meningitis bakterial secara sangat  signifikan. S. pneumoniae (penyebab utama infeksi bakteri yang cukup  serius) hanya ditemukan pada < 2 % populasi. Dan sebagian besar anak  dalam golongan usia ini dapat mengatasi S. pneumoniae tanpa antibiotika.  Hanya 10 %-nya yang berlanjut menjadi pneumonia yang lebih berat dan  3-6 % menjadi meningitis.    
Usia yang menuntut kewaspadaan tinggi orangtua dan dokter  adalah usia di bawah 3 bulan. Bayi harus menjalani pemeriksaan yang  lebih teliti karena 10 %-nya dapat mengalami infeksi bakteri yang  serius, dan salah satunya adalah meningitis. Untuk memudahkan penilaian  risiko tersebut, Rochester menetapkan beberapa poin untuk  mengidentifikasi risiko rendah infeksi bakteri serius pada bayi yang  demam. Kriteria Rochester ini adalah:  
- Bayi  tampak baik-baik saja
- Bayi  sebelumnya sehat :
- Lahir  cukup bulan (≥ 37 minggu kehamilan)
- Tidak   ada riwayat pengobatan untuk       hiperbilirubinemia (kuning) tanpa  sebab yang jelas
- Tidak  ada riwayat pengobatan dengan       antibiotika
- Tidak   ada riwayat rawat inap
- Tidak  ada penyakit kronis atau penyakit lain       yang mendasari demam 
- Dipulangkan   dari tempat bersalin bersama /       sebelum ibu
- Tidak  ada tanda infeksi kulit, jaringan      lunak, tulang, sendi, atau  telinga
- Nilai  laboratorium sebagai berikut  :
- Leukosit  5000 – 15000/µl
- Hitung  jenis neutrofil batang 1500/µl
- ≤10  leukosit/LPB di urin
- ≤  5 eritrosit (sel darah merah)/LPB pada       feses bayi dengan diare 
 
No comments:
Post a Comment